Ozon-SILAMPARI

Buletin Online Wang Kite

NGELONG DAY !!

…….adalah bahasa daerah warga Linggau/MURA, kurang lebih artinya “Jalan dulu”. Kata ini sering diucapkan saat seseorang menanyakan kemana tujuan kita pergi.

  • Mane Nga !!
  • Ngelong day..!!

Anda berminat menikmati keindahan alam MUSI RAWAS ? Berikut informasi potensi objek wisata alam yang berada di wilayah Kabupaten Musi Rawas, dikutip dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kab. Musi Rawas 2005 (Renstra SKPD) 2005-2010

OBJEK WISATA Lokasi

Kec. Ulu Rawas
1 Goa Napalicin di Desa Napalicin
2 Kajatan Bujang Kurap di Desa Muara Kulam
3 Hutan Wisata TNKS

Kec. Rawas Ulu
4 Arung Jeram
5 Cottage Sukomoro

Kec. Muara Rupit
6 Danau Raya di Desa Sungai Jernih
7 Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih

Kec. BKL Ulu Terawas
8 Air Terjun Rehun Tinggi di Desa Suka Raya
9 Air Terjun Rimba di Desa Suka Raya
10 Air Terjun Tiga Beradik di Desa Suka Raya
11 Air Terjun Sri Pengantin di Desa Suka Raya
12 Keramat Napahbo di Desa Suka Raya
13 Keramat Batu Ampar di Desa Suka Raya
14 Nukit Kurungan/Botak di Desa Suka Raya
15 Danau Sukahati di Desa Sumber Harta

Kec. Selangit
16 Air Terjun Bunyi di Desa Taba Gindo
17 Bukit Batu Putih di Desa Taba Gindo

Kec. Purwodadi
18 Danau Tingkip di Desa Purwakarya
19 Bendung Tingkip di Desa Purwakarya

Kec. Tugumulyo
20 Bendung Bharata di Desa E Wonokerto
21 Kolam Pemancingan di Desa B Srikaton

Kec. Muara Beliti
22 Air Terjun Satan di Desa Muara Beliti Baru
23 Air Terjun Kou di Desa Durian Remuk
24 Air Terjun Menai di Desa Durian Remuk
25 Air Terjun Panjang di Desa Durian Remuk
26 Danau Satan di Desa Air Satan

Kec. Muara Kelingi
27 Pancuran Air Panas di Desa Karya Sakti
28 Hutan Berhan di Desa Karya Sakti

Kec. Jayaloka
29 Danau Gegas di Desa Sugih Waras
Undergoing MyBlogLog Verification

LINDUNGI DAN LESTARIKAN ALAM KITA

Februari 15, 2008 Posted by | Musirawas | , , , , , , , , , | 2 Komentar

ASAL USUL SILAMPARI

Kabupaten Musi Rawas dan kota Lubuklinggau dikenal juga sebagai kota SILAMPARI dimana berasal dari kata

  • Silam = hilang/sirna
  • Pari = Peri/putri


Ada dua versi cerita yang menjelaskan asal mula kata Silampari :

Cerita 1.
Pada zaman dahulu kala ada 7 bidadari yang sedang turun dari kayangan (kerajaan di langit) untuk mandi di sebuah telaga, dimana pada saat itu hanya terdapat sebuah telaga yang masih terdapat airnya, dikarenakan adanya musim kemarau yang panjang.

Tapi naas bagi bidadari bungsu karena selendang yang dimilikinya hilang diambil oleh seorang pemburu sehingga ia tak dapat pulang lagi kelangit.

Pemuda tersebut bernama Bujang Penulup yang artinya adalah seorang pemburu binatang yang menggunakan alat buru berupa tulup atau sumpit. Sedangkan putri bungsu tersebut bernama Sringga Pisat.

Suatu saat bidadari tersebut menemukan pakaian yang disembuyikan oleh Bujang Penulup, kemudian bidadari tersebut dapat pulang kelangit, namun bujang penulup melihatnya, maka dia berkata “SILAMPARI” (Putri hilang). Karena putri yang ingin kembali berangsur-angsur menghilang.

Cerita 2.
Dahulu kala ada seorang raja bernama Raja Biku 8 dewa dan permaisurinya bernama Putri Ayu Selendang Kuning, Raja ini terkenal dengan kesaktiannya yang tiada tanding karena kepandaiannya terbang. Ilmu 8 dewa yang dia miliki diantaranya: Dewa api, dewa matahari, dewa udara, dewa angin, dewa air,………

Setelah 10 thn berkeluarga raja belum juga memiliki keturunan, akhirnya dia mengakui kelemahannya. Kemudian turun lah dewa mantra sakti tujuh dari langit yang turun dipuncak bukit Rimbo Tenang untuk menolong Raja Biku.

Sang Raja disuruh bertapa/semedi untuk mendapatkan kembang tanjung kelopak enam helai melalui sukma mantra (hanya sukma saja yang pergi). Bunga tanjung digunakan untuk mandi putri dengan ramuannya kembang tanjung kelopak enam, daun pandan, daun purut, dan akar wangi kesemua direndam jadi satu lalu dipakai mandi dan sisanya diminum.

Setelah putri tersebut meminumnya mulailah putri hamil dengan enam kehamilan yang normal sehingga putri mendapatkan enam anak yaitu 1 laki-laki dan 5 perempuan. Nama anak-anak raja tersebut adalah :

1. BUDUR,
2. DAYANG TARE
3. DAYANG DERUJA
4. DAYANG DERUJI
5. DAYANG AYU
6. DAYANG IRENG MANIS

Jumlah anak tersebut sesuai dengan jumlah kelopak kembang tanjung yang diberikan. Tetapi Raja Biku memiliki perjanjian yaitu semua akan kembali seperti semula (SILAM).

Saat itu pun tiba, mula-mula yang hilang adalah putri Dayang Tare karena dia yang pertama kali mengadu kepada dewa tentang deritanya di dunia, dia hilang di Rimbo Tenang.

Kemudian yang hilang selanjutnya, yaitu Dayang Deruja yang hilang di Rejang Rebo dan diberi tanda pohon ketapang kuning.

Kemudian Dayang Ayu, Dayang Ireng Manis Dayang Deruji beserta ibunya hilang di bukit ayu.

Raja Biku hilang di laut cina sedangkan Budur hilang di Ulak Lebar. Karena putra-putri hilang maka masyarakat berkata “SILAMPARI” (Putri yang hilang).

Nara Sumber : Drs H. Suwandi
Yayasan Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya Kab. Musi Rawas.

Februari 15, 2008 Posted by | Musirawas | , , , , , , | 15 Komentar

KELOMPOK TANI PULAI KEBUN KARET PT.XIP

Seperti yang diulas beberapa waktu yang lalu salah satu sumber bahan baku PT.XIP di masa yang akan datang salah satunya pulai dan labu yang berasal dari Kelompok Tani bersertifikat FSC.
Kelompok Tani ini memiliki 2 pola pengembangan yaitu:

  1. Kelompok Tani yang terdiri dari anggota yang memiliki pohon pulai atau labu berdiameter 15 cm ke atas
  2. Kelompok Tani yang terdiri dari anggota yang telah menanam bibit pulai dan labu. Bibit ini dibagikan gratis oleh PT.XIP

Berkaitan dengan pola pengembangan ke-2, pada tahun 2008 PT.XIP menargetkan akan tertanam pulai dan labu sebanyak 120.000 batang, dengan komposisi 80 : 20 di 5 desa terpilih untuk Kecamatan Muara Beliti.

Selama 5 tahun bibit bakal tertanam sebanyak 600.000 batang. Dengan asumsi tingkat keberhasilan tumbuh bibit tersebut 80%, pada tahun 2013 nanti PT. XIP memiliki kelompok tani yang memelihara pulai dan labu sebanyak 480.000 batang.

Dalam kondisi normal dan tingkat pertumbuhan tanaman 5 cm/tahun, pada tahun ke-6 PT.XIP mampu memanen pulai tahun tanam ke-1 (tahun 2008) sebanyak 96.000 batang dimana masing-masing pohon rata-rata berdiameter 25 cm dengan ketinggian 5-6 meter dari lahan kebun karet rakyat dan pekarangan anggota kelompok tani.

Untuk keberhasilan tersebut PT.XIP sangat berharap dukungan dari seluruh komponen masyarakat.

Februari 15, 2008 Posted by | XIP | , , , , , | 5 Komentar