Ozon-SILAMPARI

Buletin Online Wang Kite

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Terkait dengan Edisi yang lalu, PT.XIP tengah melakukan persiapan pembuatan kompos dan kertas daur ulang bagi petugas lapangan. Hal ini merupakan pembekalan dalam rangka mengajak masyarakat memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di wilayah desa. Selain itu pula, petugas berupaya mengidentifikasi potensi kegiatan yang cocok bagi petani dan pemuda karang taruna setempat.

Program ini akan dilaksanakan secara bertahap dimulai minggu depan di wilayah desa kelompok tani pulai kebun karet dan desa-desa yang berdekatan dengan kawasan konservasi dan kawasan yang dilindungi (kawasan penyangga TNKS, Hutan Lindung, sumber mata air dll) seperti, wilayah Kecamatan Purwodadi, Sumber Harta Selangit, Karang Jaya, Muara Rupit.

Pembuatan kompos relatif mudah, bahkan sebagian besar masyarakat pun telah melakukannya sejak berpuluhan tahun yang lalu terutama di wilayah pedesaan.

Sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga ditumpuk di belakang rumah, baik sampah organik maupun anorganik, seperti plastik, pecahan kaca/beling, besi dan yang lainnya.

Untuk mencegah bau tidak sedap, sampah pun dibakar. Bakaran sampah yang telah lama mengendap, diangkat kembali untuk digunakan sebagai pupuk tanaman.

Pembuatan kompos yang akan disosialisasikan oleh PT.XIP secara prinsip tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh masyarakat selama ini dengan cara seperti diuraikan di atas.

Perbedaannya terutama terletak pada bahan dan proses. Bahan yang digunakan murni dari bahan organik, yaitu bahan yang mudah terurai oleh mikroba/mikroorganisme, seperti sisa sayuran, kulit buah, daun, rumput, jerami, sekam, serbuk gergaji, kulit kopi.

Proses pembuatannya tidak dibakar, melainkan dengan cara pembusukan/pelapukan secara alami. Pembakaran sampah hanya dapat menyisakan arang (Karbon). Zat ini tidak banyak diperlukan oleh tanaman. Sedangkan pembusukan secara alami dapat menghasilkan unsur yang diperlukan oleh tanaman seperti N, P dan K (Nitrogen, Phospor, Kalium).

KEUNTUNGAN KOMPOS
1. Lebih ramah lingkungan, tidak merugikan kesehatan dan mencemari lingkungan
2. Bahan mudah didapat, selalu tersedia setiap hari dan tentunya tidak perlu membeli
3. Cara membuatnya sedrhana, tidak memerlukan peralatan canggih ataupun mahal
4. Dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah makhluk hidup (mikroba) di dalam tanah yang mampu membantu pertumbuhan tanaman

KEKURANGAN KOMPOS
1. Kandungan unsur hara tidak bisa diketahui secara pasti
2. Kandungan unsur hara lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik
3. Tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dari kompos lebih cepat, dibandingkan dengan pupuk organik
4. Proses pembuatan yang tidak hati-hati dapat mengandung telur dan larva hama. Dengan proses pengayakan kompos dan pengeringan, kendala seperti ini bisa ditekan.

CARA MEMBUAT KOMPOS

Cara Pertama
Masyarakat kampung Sukunan, desa Banyuraden Kec Gamping Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki cara unik dan sederhana dalam membuat kompos.
1. Setiap keluarga menyediakan 2 buah gentong yang dilubangi bawahnya dan ditutup bagian atasnya. Kedua gentong ini digunakan bergantian
2. Pertama kali digunakan gentong 1, setelah sampah organik penuh (-+ 3 bulan), kemudian gunakan ke gentong 2.
3. Ketika gentong 2 penuh, sampah dalam gentong 1 telah menjadi kompos.
4. Kompos tersebut digunakan sebagai pupuk. Apabila mau dijual, kompos diayak terlebih dahulu.
5. Hasil ayakan yang kasar dimasukkan ke dalam gentong 2 dan diaduk rata
6. Gentong 1 yang telah kosong siap digunakan kembali untuk memproses kompos baru
7. Demikian seterusnya, proses pengomposan dilakukan dengan penggunaan gentong berulang-ulang dan bergantian

Cara Kedua
Kompos dibuat menggunakan sistem terowongan SEGITIGA ukuran panjang 2 m, lebar 75 cm, tinggi 50 cm. Sampah organik yang telah dicacah/ dipotong kecil-kecil, dicampur dengan kotoran ternak dan ditumpuk di atas terowongan segitiga. Apabila memungkinkan bahan kompos bisa ditambah dengan urea dan mikroba dekomposer, mis. EM4

Secara rutin sampah disiram dan diaduk agar tercipta lingkungan yang lembab dan selalu tersedia udara (oksigen) bagi kelangsungan hidup mikroba.

Kompos dihasilkan dalam jangka waktu 1 sampai 2 bulan. Keberhasilan pembuatan kompos dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. bahan pembuat kompos
(bahan yg bermacam2 lebih baik daripada hanya satu jenis saja. Bahan yang kecil 2-4 cm lebih mudah diurai. Sayuran, kulit buah, kulit kopi, daun, dan rumput jauh lebih bagus daripada bahan serbuk gergaji dan kayu )
2. kondisi lingkungan (udara, suhu, pH, kelembaban, tumpukan)
( dengan pengadukan yang lebih sering sekitar 1-2 kali seminggu akan memberikan udara yang cukup bagi miroorganisme dan pengomposan terjadi lebih merata. Suhu ideal 40 – 50 oC dan kompos tidak boleh kering, sering disiram. Tinggi timbunan 1 s/d 2 meter. Menambah kapur/abu kayu/abu dapur baik untuk menurunkan keasaman bahan kompos)

Sumber:
1. Pupuk Organik
2. Memanen Sampah

KERTAS DAUR ULANG

Kertas yang dihasilkan dari proses daur ulang dapat dibuat untuk berbagai kerajinan tangan seperti, tempat pensil, album foto, kartu ucapan, amplop dan lain lain

Cara Pembuatan Kertas Daur Ulang

Alat
1. Skrin tipe 36 dan Rakel. Kedua alat ini biasa dipakai pada cetak sablon
2. Baskom untuk merendam kertas
3. Papan tempat meletakkan kertas yang akan dicetak
4. Pelapis papan, dapat berupa kain ero
5. alat untuk menghaluskan kertas menjadi bubur kertas, alu dan lumpang atau blender
Bahan
1. Air
2. Lem, dapat berupa lem kertas atau lem sagu
3. pewarna alami; kunyit, daun pandan, daun jati, daun jambu
4. Sebagai hiasan tekstur; rumput, rambut jagung, pelepang pisang kering

Proses Pembuatan
1. Kertas koran, kardus, buku tulis
2. Kertas disobek kecil-kecil, direndam dalam baskom. Hancurkan lagi dengan tangan. Lama perendaman yang baik 2 – 4 hari
3. Kertas rendaman dihancurkan dengan alu dan lumpang atau dengan blender.
4. Cuci kembali bubur kertas lagi hingga bersih dari tinta koran
5. Saring bubur kertas
6. Campur bubur kertas dengan lem. Untuk tambahan bisa menggunakan pewarna dan bahan pembentuk tekstur seperti rumput atau pelepah pisang yang diblender terlebih dahulu. Kertas yang dihasilkan akan terlihat lebih menarik.
7. Campuran bubur kertas dengan lem, pewarna dan pembentuk teksur ditambahi dengan air.
8. Masukkan Skrin ke dalam campuran bubur kertas. Sambil digoyang, angkat skrin perlahan.
9. Letakkan papan yang dibungkus kain ero di atas bubur kertas
10. Skrin dan papan disandarkan miring ke dinding
11. Sapu air pada skrin menggunakan Rakel
12. Angkat skrin, jemur bubur kertas yang masih menempel pada papan
13. Kertas daur ulang bisa diangkat dari papan setelah benar-benar kering.

KADIR: AKTIVIS KOMPOS SEJATI

KELOMPOK TANI PULAI KEBUN KARET PT.XIP

DIVISI SERTIFIKASI

PROSES PERIJINAN SOSIALISASI

Budidaya Lebah Madu

Maret 6, 2008 Posted by | XIP | , , , , , , | 6 Komentar

KADIR: AKTIVIS KOMPOS SEJATI

Mudah2n, cerita di bawah ini meningkatkan semangat kami dan seluruh anggota kelompok tani untuk senantiasa berkarya.

——————————————

Published Date: October 29th, 2007
Sumber: http://www.esp.or.id/2007/10/29/kadir-aktivis-kompos-sejati/

Petani kadir Tak peduli dengan ejekan orang yang memanggilnya pemulung, Kadir terus bergerak menghijaukan lingkungan Desa Pandanrejo dengan kompos dan manajemen sampah

Aktivis sejati. Tanpa buang waktu, Kadir mulai membuat kompos atas inisiatifnya sendiri. Sejak ikut serta dalam program Sekolah Lapangan ESP di Desa Pandanrejo, Batu, Jawa Timur, pada bulan Februari 2006, Kadir, 36 tahun, telah menjadi aktivis sampah sejati. Informasi tentang dampak negatif dari sanitasi dan pengelolaan sampah yang buruk terhadap kesehatan dan lingkungan hidup membuatnya sadar bahaya akibat praktik buang sampah sembarangan ke sungai yang dilakukan warga desanya.
Kadir pun tak peduli dengan keluhan dan ketidakpedulian warga, dan memutuskan memisahkan sendiri sampah-sampah tetangganya. Sejumlah hotel di dekat desanya disambangi Kadir untuk dipilah-pilah sampahnya.

Dia menggunakan komposter Takakura yang disimpannya di kamar tidur, untuk membuktikan kepada para tetangga bahwa keranjang itu bebas bau. Belakangan ini, Kadir sedang asyik membuat kompos dengan komposter aerobik (keranjang dengan lubang-lubang udara untuk mempercepat proses pembuatan kompos) yang memiliki kapasitas lebih besar dan sibuk bereksperimen untuk membuat keranjang komposnya sendiri.

“Saya tak mau desa saya menderita karena banjir dan tak punya tempat untuk membuang sampah lagi. Mumpung masalah-masalah itu belum jadi kenyataan, saya melakukan sesuatu untuk mencegahnya,” kata Kadir.

ESP telah menyumbang 60 keranjang kompos Takakura dan 2 keranjang aerobik sebagai model. Atas usaha mereka sendiri, Kadir dan teman-temannya sudah punya enam keranjang aerobik. Kerja keras Kadir dan warga lain membuat pemerintah setempat menyumbang enam keranjang kompos aerobik. Saat ini, lebih dari 100 kepala keluarga di Pandanrejo aktif membuat kompos dari sampah yang mereka hasilkan di rumah.
Ristina Aprillia, ESP Jawa Timur

Artikel CARA MEMBUAT KOMPOS bisa diambil pada halaman DOWNLOAD

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Februari 28, 2008 Posted by | Umum | , , , , | 2 Komentar