Ozon-SILAMPARI

Buletin Online Wang Kite

PENTINGNYA PENGUKURAN DIAMETER POHON

Setiap perusahaan yang bergerak di dalam pemanfaatan kayu, secara ekonomis pasti mempunyai limit (batas) terkecil diameter kayu yang ditebang. Tidak terkecuali bagi perusahaan pulp & paper (pembuatan kertas) memiliki hutan tanaman dimana pohon-pohonnya harus dibesarkan terlebih dahulu.

Perusahaan perlu mengetahui berapa lama suatu jenis pohon mampu tumbuh hingga mencapai diameter yang diinginkan. Dengan mengetahui umur masak tebang suatu jenis pohon, perusahaan mampu menetapkan kapan pohon tersebut ditebang, berapa banyak pohon yang boleh ditebang dalam suatu kawasan. Hal ini berkaitan dengan upaya pengaturan hasil hutan kayu secara berkesinambungan.

Pertumbuhan pohon sangat dipengaruhi oleh jenis dan dimana dia tumbuh. Jenis pohon berkaitan erat dengan faktor genetis atau disebut juga faktor keturunan. Walaupun beberapa pohon dengan jenis yang sama, tetapi berasal dari induk yang berlainan, pertumbuhan masing-masing pohon tersebut akan berlainan pula. Apalagi bagi pohon-pohon yang berlainan jenis (misal antara pohon pulai dan pohon labu atau bahkan dengan pohon Jati)

Pohon yang tumbuh di tempat yang berbeda akan menampakkan hasil berlainan. Kita juga mengetahui ada tipe tanah kering dan tipe tanah basah. Selain itu juga ditemukan banyak jenis tanah berlainan, dari segi warna, ada tanah hitam, merah bahkan kekuningkuningan. Ada juga tanah bertekstur halus, sedang dan kasar. Setiap jenis tanah ini mengandung unsur hara berlainan. Oleh karenanya bagi tanaman ditemukan pula tanah yang subur dan tanah yang tandus, atau sering disebut juga tanah marjinal (kurus) karena sangat sedikit mengandung unsur hara yang diperlukan bagi tanaman.

Bagaimana tanah tersebut diketahui ada yang subur dan ada pula yang kurus? Kata para ahli, setiap tanah berasal/ terbentuk dari bahan yang berbeda yaitu dari banyak jenis batu-batuan di masa lampau. Selain itu juga dipengaruhi oleh lamanya pelapukan batu-batuan menjadi tanah.

Faktor ketinggian permukaan tanah juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Jenis tanaman di wilayah sekitar pantai pastilah berbeda dengan jenis tanaman di wilayah pegunungan.

Selain jenis tanah, faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah iklim. Tanaman yang asalnya tumbuh di daerah iklim yang selalu dingin tidak akan tumbuh dengan baik atau bahkan mati jika ditanam di daerah tropis, begitu juga sebaliknya. Ditemukan berbagai macam jenis tanaman di daerah tropis, namun di daerah dingin seperti di daratan eropa tanaman pohon didominasi oleh tanaman berdaun mirip jarum seperti contohnya Pinus dan Cemara, sering disebut juga sebagai kelompok tanaman Kornifera.

Kembali kepada pengaturan hasil hutan secara lestari, pemerintah selalu menetapkan apa yang disebut dengan Jatah Tebang Tahunan (JTT) bagi setiap perusahaan yang memanfaatkan hasil hutan kayu. JTT ini ditetapkan berdasarkan penilaian menyuluruh khususnya potensi kayu yang ada di dalam wilayah ijin yang diberikan pemerintah kepada perusahaan guna kelangsungan produksi dalam jangka waktu yang panjang.

Berkaitan dengan hal ini kegiatan pemanenan/ penebangan yang akan dilaksanakan tidak boleh melebihi besarnya tambah tumbuh suatu jenis pohon. Tambah tumbuh atau lebih dikenal dengan Riap diperoleh dari hasil pengukuran diameter dan tinggi suatu jenis pohon yang berada di dalam Plot/Petak Ukur Permanen (PUP).

Untuk kepentingan tersebut sejak tahun 2000 PT.XIP telah mengembangkan 150 buah PUP. Dikarenakan beberapa petani mengundurkan diri karena berbagai alasan seperti kebunnya dijual, dibongkar untuk ditanami dengan pohon karet peremajaan, nomor yang tertulis/tertempel pada pohon hilang dsb, sebagian besar PUP tersebut diganti dengan PUP yang baru.

Di tahun 2007 PT.XIP mengadakan kerjasama lagi dengan petani untuk membuat PUP. Sampai saat ini telah terbentuk PUP sebanyak 60 buah baik untuk jenis pohon Pulai maupun Labu di wilayah Kabupaten Musi Rawas.

yg terkait:

PENGADAAN Bibit Pulai Melalui STEK

Pohon Labu (Endospermum sp)

KENALI-lah Pulai (Alstonia sp) Jika INGIN MENCINTAINYA (Bagian I)

April 18, 2008 Posted by | Spesies | , , , , , , , , , , , , , , , | Tinggalkan komentar

Pohon Labu (Endospermum sp)

Pohon Labu dengan nama ilmiah Endospermum termasuk famili EUPHORBIACEAE. Beberapa spesies pohon Labu di antaranya:

  1. Endospermum Benth.
  2. Endospermum formicarum Becc.
  3. Endospermum labios Schodde
  4. Endospremum malaccense
  5. Endospermum medullosum
  6. Endospermum diadenum
  7. Endospermum peltatum
  8. Endospermum moluccanum (Teijsm. & Binnend) Kurz.

Nama Inggris : Basswood, whitewood, white milkwood
Nama daerah : Sesendok, sendok-sendok, wakopak, kayu raja, pohon semut
Nama Indonesia : Kayu labu

Endospermum, terdiri dari 13 jenis, tersebar luas mulai dari Asaam (India), seluruh daratan Asia Tenggara dan Cina. Di kepulauan Malesia, jenis tumbuhan ini tumbuh di

  1. Semenanjung Malaysia,
  2. Sumatra,
  3. Borneo,
  4. Filipina,
  5. Sulawesi Utara,
  6. Maluku, dan
  7. New Guinea,

dan di:

  1. Fiji
  2. Queensland Utara


Pohon Labu bisa tumbuh setinggi 50 m, dengan diameter mencapai 150 cm, kulit halus berwarna putih keperakan. Terkadang akar berbanir (akar papan), mirip akar pohon besar yang ada di Kebun Raya Bogor tempat bersembunyi 2 sejoli 😀

Umumnya pohon Labu tumbuh pada daerah dataran rendah, dataran yang rata atau terkadang pada perbukitan, dengan kisaran ketinggian tempat dari permukaan laut hingga 1000-2000 m dpl.

Waktu masih muda, tajuk pohon berarsitektur pagoda tetapi setelah tua pola percabangan ini tidak terlihat lagi namun berbentuk kubah seperti kebanyakan pohon lainnya, dikarenakan jumlah daun dan cabang semakin bertambah. Lain halnya dengan pohon Ketapang (Terminalia catappa), dari muda hingga tua tajuk pagodanya masih kentara sekali.

Daun berbentuk bulat seperti sendok meski lebih lebar. Buah pohon labu kecil terdiri dari beberapa biji berkulit keras, sebesar ketumbar. Biji Endospermum diadenum yang viabel sulit diperoleh karena sering dimakan oleh serangga.

Sebaliknya di Filipina, Endospermum peltatum dapat dengan mudah diperbanyak melalui biji.

  1. Buahnya direndam dalam air selama 24 jam
  2. kemudian dikeringkan atau dijemur sinar matahari selama 2- 3 hari.
  3. Biji-biji tersebut kemudian dapat disimpan dalam kantong polyethylene dengan suhu 15.5?C.


Di Malaysia, penanaman biji-biji dengan tingkat keberhasilan perkecambahan yang tinggi (80%) dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan campuran pasir dan humus sebesar 1 : 3.
Biji-biji yang telah ditanam pada campuran media tanam tadi kemudian dilapisi tanah kembali setebal 2 cm dan ditutup oleh jerami rumput kering serta disiram secara berkala.
Biasanya biji-biji tersebut akan berkecambah setelah 24 hari.

Habitat :
Pohon Labu tumbuh di hutan primer dan sekunder. Tumbuhan ini sering berasosiasi dengan keberadaan sungai atau tempat yang tergenang air (waterlogged) atau bahkan pada hutan payau atau berawa (swamp forest).

Selain itu, juga ditemukan pada lokasi-lokasi dengan pengairan yang baik.
Umumnya Pohon labu tumbuh tersebar namun pernah dilaporkan bahwa spesies ini ditemukan tumbuh mendominasi atau hampir membentuk tegakan murni.

Kebanyakan spesies Endospermum, kecuali Endospermum diadenum, dikenal sebagai spesies oportunis (Gap Oportunis) yang mengkarakterisasi rumpang-rumpang di dalam hutan dan selanjutnya menjadi spesies yang umum mengisi area-area perladangan berpindah. Pohon labu juga tumbuh di sela tumbuhan karet tua milik rakyat.

Pohon labu sering dijumpai tumbuh berassosiasi dengan tipe spesies hutan payau atau rawa lainnya yaitu

  1. Campnosperma spp.
  2. Cratoxylum spp.
  3. Lophopetalum spp.
  4. Terminalia spp.


Manfaat :

  1. Kotak atau peti
  2. Sumpit
  3. Papan tulis
  4. Kerajinan tangan
  5. Pensil
  6. Penghasil bubur kertas dan produksi kertas (batangnya memiliki serat/fiber yang panjang)
  7. Beberapa jenis dari marga tumbuhan ini juga telah digunakan secara ekstensif untuk mereforestasi kawasan, khususnya di Semenanjung Malaysia dan Filipina, juga digunakan untuk mereklamasi lahan-lahan kritis.

Sumber: kehati.or.id dan beberapa lainnya hasil googling

KENALI-lah Pulai (Alstonia sp) Jika INGIN MENCINTAINYA (Bagian I)

KENALI-lah Pulai (Alstonia sp) ….. (Bagian II)

KENALI-lah Pulai (Alstonia sp) ….. (Bagian III)

Obat dari Pulai?

Hari Bumi dan Cara bikin Pensil

Maret 10, 2008 Posted by | Spesies | , , , , , | 3 Komentar

KELOMPOK TANI PULAI KEBUN KARET PT.XIP

Seperti yang diulas beberapa waktu yang lalu salah satu sumber bahan baku PT.XIP di masa yang akan datang salah satunya pulai dan labu yang berasal dari Kelompok Tani bersertifikat FSC.
Kelompok Tani ini memiliki 2 pola pengembangan yaitu:

  1. Kelompok Tani yang terdiri dari anggota yang memiliki pohon pulai atau labu berdiameter 15 cm ke atas
  2. Kelompok Tani yang terdiri dari anggota yang telah menanam bibit pulai dan labu. Bibit ini dibagikan gratis oleh PT.XIP

Berkaitan dengan pola pengembangan ke-2, pada tahun 2008 PT.XIP menargetkan akan tertanam pulai dan labu sebanyak 120.000 batang, dengan komposisi 80 : 20 di 5 desa terpilih untuk Kecamatan Muara Beliti.

Selama 5 tahun bibit bakal tertanam sebanyak 600.000 batang. Dengan asumsi tingkat keberhasilan tumbuh bibit tersebut 80%, pada tahun 2013 nanti PT. XIP memiliki kelompok tani yang memelihara pulai dan labu sebanyak 480.000 batang.

Dalam kondisi normal dan tingkat pertumbuhan tanaman 5 cm/tahun, pada tahun ke-6 PT.XIP mampu memanen pulai tahun tanam ke-1 (tahun 2008) sebanyak 96.000 batang dimana masing-masing pohon rata-rata berdiameter 25 cm dengan ketinggian 5-6 meter dari lahan kebun karet rakyat dan pekarangan anggota kelompok tani.

Untuk keberhasilan tersebut PT.XIP sangat berharap dukungan dari seluruh komponen masyarakat.

Februari 15, 2008 Posted by | XIP | , , , , , | 5 Komentar