Ozon-SILAMPARI

Buletin Online Wang Kite

Kasus Tajuk Tanaman Pulai

Dari beberapa kunjungan ke lapangan di desa Tambahasri, petugas XIP menemukan beberapa kasus berkaitan dengan pemeliharaan Pulai yang ditanam di pinggiran kebun karet, dimana pulai tersebut tumbuh subur tetapi belum muncul trubusan atau cabang yang tumbuh ke atas (pulai subur tapi pendek)

Pertumbuhan pulai tidak ke atas (vertikal), melainkan tumbuh ke samping dengan membentuk tajuk yang cukup lebat.

Beberapa kali telah dilakukan upaya pemangkasan tajuk, dengan maksud untuk mempercepat tumbuhnya cabang ke atas sehingga tinggi tanaman akan bertambah.

Kondisi yang ada, pulai ditanam pada kebun yang baru diremajakan. Jarak antar tanaman pulai lebih dari cukup yaitu 5 meter. Tanaman selain pulai adalah karet dan sedikit gulma seperti alang-alang dan beberapa jenis rumput-rumputan.

Berdasarkan pengamatan awal di atas, pulai tumbuh dalam keadaan leluasa, ruang tumbuhnya termasuk lebar. Hal ini memberikan kesempatan bagi pulai mendapatlkan cahaya secara penuh sepanjang hari tanpa bersaing dengan tanaman lainnya, sehingga pulai tidak terpacu untuk tumbuh ke atas berlomba dengan tanaman pokok, yaitu karet.

Sering kita jumpai juga pohon pulai yang tumbuh di antara kebun karet dewasa berumur lebih dari 7 tahun, terlihat beberapa tajuk pohon pulai sedikit lebih tinggi dari tajuk pohon karet di sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa pulai termasuk tanaman yang suka mencari celah untuk mendapatkan cahaya matahari lebih banyak (gap opportunity)

Dengan sifat tanaman pulai seperti ini, mulai minggu ini kami akan melakukan suatu percobaan penanaman pulai dengan jarak yang lebih rapat untuk menguji pertumbuhan trubus, sesuai dengan sifatnya di atas.

Pengadaan Bibit Pulai melalui Stek

Kenalilah Pulai (Bagian I)

Kenalilah Pulai (Bagian II)

Kenalilah Pulai (Bagian III)

Tutorial Blur Impact oleh ilmugrafis.com

Portable GIMP for Windows

Portable INKSCAPE for Windows

HACKERGOTCHI by NICU

Juli 5, 2008 Posted by | Silvikultur Pulai, Spesies | , , , , , | 2 Komentar

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Demi terjaganya lingkungan sekitar XIP berupaya meningkatkan upaya pencegahan terjadinya pencemaran B3, bukan hanya di pabrik melainkan sampai pada tingkat petani.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 4 menyebutkan ”Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.”

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;

B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).

Untuk di lingkungan pabrik XIP, jenis B3 yang wajib dikelola diantaranya yaitu bahan bakar solar/bensin dan oli. Pengelolaan B3 ini khususnya mengacu pada
1. UU No 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup
2. PP No 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Singkatnya, penggunaan/pemakaian bahan bakar minyak tanah/solar/bensin dan oli di lingkungan pabrik tidak diperbolehkan mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan (air, udara dan tanah). Ceceran/ tumpahan B3 harus diminimalkan sekecil mungkin (termasuk di lokasi kebun tebangan), dengan cara:
1. memiliki catatan penggunaan B3
2. memiliki tempat penyimpanan B3 yg layak (lokasi dan konstruksi)
3. setiap kemasan diberi simbol dan label
4. memiliki sistem tanggap darurat dan prosedur penanganan B3
5. melaksanakan uji kesehatan secara berkala
6. menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur
7. mengganti kerugian akibat kecelakaan
8. memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak dan tercemar

Di lingkungan kebun, B3 yang banyak ditemukan adalah jenis pestisida. Kadang-kadang kita masih menjumpai beberapa warga masih menyalahgunakan fungsi pestisida, salah satunya yaitu untuk menangkap ikan. Kebiasaan ini tentu melanggar hukum, karena nyata-nyata melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan. Oleh karena itu XIP mewajibkan bagi anggota kelompok tani, suplayer dan karyawan untuk TIDAK menangkap ikan dengan cara-cara terlarang, sesuai dengan

Perda Kab. Musi Rawas No 11 tahun 2005 tentang Larangan Menangkap Ikan dengan Bahan dan Alat-alat Terlarang pasal 3 yang berbunyi:

Setiap orang atau badan dilarang melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan:
a. Bahan beracun dan sejenisnya
b. Bahan dan alat peledak
c. Alat yang menghasilkan atau mengandung arus listrik
d. Alat jaringan atau corong dan sejenisnya dengan ukuran minimal ½ In (setengah inchi)

XIP juga mewajibkan kepada karyawan, suplayer dan petani berkaitan dengan

PP No 13 tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Buru pasal 20 menyebutkan:

Perburuan tidak boleh dilakukan dengan cara :
a. menggunakan kendaraan bermotor atau pesawat terbang sebagai tempat berpijak
b. menggunakan bahan peledak dan atau granat;
c. menggunakan binatang pelacak;
d. menggunakan bahan kimia;
e. membakar tempat berburu;
f. menggunakan alat lain untuk menarik atau menggiring satwa buru secara massal;
g. menggunakan jerat/perangkap dan lubang perangkap;
h. menggunakan senjata api yang bukan untuk berburu

HATI HATI MEMAKAI PESTISIDA

DAFTAR PESTISIDA BERBAHAYA FSC

Juni 2, 2008 Posted by | Pestisida, XIP | , , | 6 Komentar

Budidaya Lebah Madu

Berkaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat XIP tengah mendalami kegiatan beternak lebah madu di :

Pusat Perlebahan Pramuka (Apiari Pramuka)
Komplek Wiladatika, Cibubur
Jakarta Timur 13720
Telp/Faks. : 021-8445104

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan pembuatan kompos dan kertas daur ulang. Berdasarkan evaluasi internal kedua jenis pelatihan ini masih belum diterima oleh masyarakat dengan baik. Mudah-mudahan dengan hadirnya pelatihan ternak lebah madu, bisa memberikan hasil dan manfaat lebih baik lagi bagi masyarakat.

Perlengkapan ternak lebah madu skala kecil atau masa percobaan diantaranya yaitu:

  1. Kotak kosong unggul 1 buah
  2. Ekstraktor unggul 1 buah
  3. Smoker 1 buah
  4. Topi dan masker 1 buah
  5. Pengungkit dan pisau madu 1 buah
  6. Sikat lebah 1 buah
  7. Sarang pondasi unggul 10 lembar
  8. Bingkai sarang 10 buah
  9. Koloni lebah unggul 2 kotak

Munculnya ide ternak lebah madu diawali ketika XIP dan SmartWood melakukan monitoring penebangan di desa Beringinsakti, Kecamatan Rawasilir. Selepas keluar dari lokasi kami bertemu dengan petani yang menawarkan madu.

Dia menjelaskan bahwa madu yang berasal dari kebunnya tersebut dihasilkan dari lebah yang menghisap madu dari bunga tanaman dan pohon yang tumbuh di sekitar rawa-rawa.

Kita juga mengetahui bahwa madu yang dijual masyarakat disini kebanyakan berasal dari alam. Muncullah ide budidaya/ternak lebah madu.

Berdasarkan literatur, madu yang dikonsumsi secara teratur memiliki manfaat:

  1. meningkatkan daya tahan tubuh
  2. menyembuhkan darah tinggi dan darah rendah
  3. membuat enak tidur
  4. mengobati rematik
  5. memperlancar fungsi otak
  6. menyembuhkan luka bakar

Pemberdayaan Masyarakat

Mei 30, 2008 Posted by | XIP | , , | 43 Komentar

AUDIT TAHUNAN (2)

Pola pemanfaatan kayu rakyat yang dianut mengondisikan dan mewajibkan XIP untuk terus mengembangkan kelompok tani yang ada setiap tahunnya. Dengan terbentuknya kelompok tani kebun karet binaan PT.XIP, akan meningkatkan kualitas COC yang sedang dijalankan XIP sekaligus lebih menjamin pengaturan hasil hutan/kebunnya di masa yang akan datang. Sehingga pengamatan stok kayu bisa berjalan lebih baik lagi.

Di lain pihak, evaluasi yang baru saja dilakukan khususnya berkaitan dengan persyaratan keanggotaan kelompok tani di desa Sumberharta, ditemukan sekitar 50 % anggota bersedia melengkapi salah satu persyaratan administrasinya yaitu memberikan salinan surat kepemilikan lahan.

Berdasarkan keterangan Ketua Kelompok Tani Sumberharta Bapak Riyadi, sebagian besar anggota kelompok tani masih ragu untuk memberikan salinan/focopy surat kepemilikan lahan kepada XIP. Mereka khawatir dengan memberikan salinan tersebut lahan beserta isinya suatu saat akan diambil oleh XIP. Bapak Riyadi sudah berupaya menjelaskan sejelas-jelasnya, tapi anggota masih juga ragu.

XIP bisa memahami kekhawatiran anggota. Perlu dijelaskan bahwa tujuan XIP meminta salinan surat kepemilikan lahan ini adalah XIP hanya ingin memastikan bahwa pulai/labu yang didaftarkan oleh anggota memang benar-benar berada di lahan mereka atau tidak, itu saja. Seperti yang dijelaskan pada Prinsip FSC nomor 2 tentang HAK DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNAAN LAHAN SERTA KEPASTIAN KAWASAN bahwa XIP yang sedang menjalani program sertifikasi wajib menjamin kepastian lahan yang dikelola, termasuk lahan kelompok tani, dengan cara menunjukkan salinan surat kepemilikan lahan yang sah.

Perlu kita pahami pula bahwa, salinan/fotocopy surat kepemilikan lahan tidak bisa digunakan oleh siapapun untuk mengakui lahan yang tercantum dalam surat tersebut. Jadi tidak mungkin XIP akan secara otomatis menyerobot lahan petani, hanya karena diberi salinan/fotocopy surat kepemilikan lahan.

Seperti yang tercantum di dalam Surat Pendaftaran Anggota Kelompok Tani, dijelaskan bahwa keanggotaan bersifat sukarela. Dan dijelaskan pula bahwa petani yang mendaftar menjadi anggota kelompok tani binaan XIP, wajib melengkapi persyaratan dan mentaati kewajiban-kewajiban yang ada. Artinya, anggota yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak mentaati kewajiban dianggap mengundurkan diri.

Mudah-mudahan uraian ini bisa dipahami, dan dalam waktu dekat petugas XIP akan mengajak diskusi secara langsung dengan anggota kelompok tani.

Audit Tahunan 2008 (1)

Pentingnya Kelompok Tani bagi PT.XIP

FSC STD 01 001 V4 0 EN FSC Principles and Criteria.pdf

Uraian singkat 10 Prinsip dan Kriteria FSC

Mei 30, 2008 Posted by | XIP | , | 1 Komentar

AUDIT TAHUNAN 2008 (1)

Secara umum setiap audit tahunan SmartWood selalu memeriksa dan menilai kinerja perusahaan dalam hal upayanya mentaati 10 Prinsip dan Kriteria FSC

Audit kali ini SmartWood memeriksa banyak hal terutama mengenai perbaikan Rencana Pengelolaan (Management Plan) XIP, sejauh mana Rencana Pengelolaan tersebut menggambarkan aksi pengelolaan pulai dan labu masyarakat hingga realisasinya di lapangan dengan baik, dari tingkat petani, kebun hingga kayu diproses menjadi slat pensil.

PENEBANGAN BERDAMPAK MINIMAL (REDUCED IMPACT LOGGING)

Kemudian hal utama lainnya adalah pengembangan tata cara/prosedur penebangan berdampak minimal. Sampai saat ini realisasi metode penebangan ini memang belum terlaksanakan 100%. Di beberapa lokasi XIP berhasil menekan limbah tebangan, dan beberapa tempat lainnya masih ditemukan sisa tebangan yang seharusnya bisa dimanfaatkan, terlebih untuk lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk (desa)

Semperan/ sisa potongan kayu tidak bisa dikeluarkan dari lokasi tebangan untuk dibawa ke pabrik. Hal ini dikarenakan biaya pengangkutan semperan tersebut sangat tinggi, tidak ekonomis, sehingga semperan lama kelamaan membusuk di tempat.

Lain halnya dengan lokasi tebangan yang berdekatan dengan desa. Tanpa dibawa ke luar, semperan masih mudah diangkut dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan tambahan kayu bakar, kandang ternak, pagar rumah dan lain-lain.

Penekanan jumlah semperan yang tertinggal di lokasi tebangan menjadi topik pembicaraan hangat di XIP. Setelah melalui diskusi berkali-kali ditemukan titik terang, solusi sementara :

  1. Membawa mesin portabel ke lokasi tebangan untuk memproses kembali semperan menjadi slat pensil. Kendala yang dihadapi adalah seberapa besar investasi yang bakal ditanamkan dan seberapa besar hasil yang diperoleh. Mengingat mesin portabel pun memerlukan sumber listrik seperti genset. Belum lagi perangkat pendukung lainnya, pengasah gergaji, bengkel dll.
  2. Mengangkut semperan dan membawanya langsung ke pabrik. Kendala yang dihadapi yaitu biaya pengangkutannya pun ternyata sama besarnya dengan biaya mengangkut log atau pun balok kaleng. Salah satu pertimbangan pekerja adalah tingkat kesulitan membawa semperan cukup tinggi, bentuk semperan yang ada sangat beragam, sedangkan jarak yang ditempuh sama jauhnya dengan membawa log atau balok kaleng.
  3. Mengeluarkan semperan dari lokasi tebangan ke desa terdekat dan menghibahkannya kepada masyarakat guna keperluan tambahan kayu bakar dan keperluan bahan bangunan lainnya. Di antara kemungkinan di atas, alternatif ini merupakan langkah terbaik sebagai upaya memperkecil limbah tebangan di lokasi.

Pelajaran ini sangat bermanfaat khususnya bagi XIP, apabila suatu saat XIP mengelola sumber kayu yang berada jauh dari desa atau juga aksesibilitas yang rendah, sebelum penebangan petugas XIP sangat perlu mensosialisasikan pola kerja di atas, bagi operator chainsaw sangat penting mempraktekkan cara pemotongan kayu seefisien mungkin untuk memperkecil limbah tebangan.

Dalam hal ini pesan penting yang bisa kita tangkap, pemerintah dan lembaga internasional pemberi sertifikat seperti FSC, mewajibkan kepada perusahaan untuk tidak bersikap boros dengan menyia-nyiakan semperan, menghargai kayu yang kita tebang dimana kayu ini berasal dari pohon yang hidup sejak puluhan tahun yang lalu dan kita pun tidak ingat, banyak jasa dan manfaat yang diberikan oleh pohon tersebut bagi lingkungan dan masyarakat.

Selain itu pula secara umum dalam hal melaksanakan kegiatan penebangan seluruh perusahaan wajib memperhatikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Pemerintah dan FSC melarang penebangan yang bisa mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap alam sekitar, merugikan bagi masyarakat dan pekerja, serta penebangan yang tidak memperhatikan kelestarian hasil dimana penebangan melebih stok/jatah yang ditetapkan, melebihi tingkat pertumbuhan pohon/tegakan tersebut.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SmartWood juga memeriksa pengembangan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja XIP dan juga penerapannya di lapangan. K3 merupakan elemen sangat penting yang harus dijalankan oleh semua perusahaan. Prosedur atau juga dikenal sebagai SOP mengenai K3 telah disusun dan dikembangkan oleh XIP. Samapai ini pun penerapannya juga masih belum sempurna 100%. Kami menyadari bahwa melakukan suatu perubahan perilaku/ budaya kerja dari tingkat petani, suplayer hingga karyawan memerlukan waktu yang panjang, tidak secepat membalikkan tangan. Kewajiban perusahaan adalah menyediakan peraturan kerja/prosedur menyangkut K3, mensosialisasikannya, menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), monitoring dan evaluasi, dokumentasi. Dengan adanya Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang baik diharapkan mampu menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas di lingkungan kerja.

Audit Tahunan 2008 (2)

Pedoman dan Perspektif Rencana Pengelolaan (pdf. 173 Kb)

Buletin OS Edisi XII (pdf. 52 Kb)

Buletin OS Edisi I s/d XII

Pedoman RIL Indonesia 1 s/d 5

Mei 30, 2008 Posted by | XIP | , , , , | 1 Komentar

Screenshot Pembuatan Pensil STAEDTLER

Memang repot donlot file dengan memori yang cukup besar seperti file video cara pembuatan pensil oleh Staedtler, 55 MB, terutama bagi kita yang koneksi internetnya pas2an atau bandwith yg amat terbatas.

Di postingan kemaren, screenshot-nya cuma 5 gambar tentunya kurang memuaskan bagi kita untuk melihat gambaran yg menyeluruh dari video tersebut. Maklum capture gambarnya manual seh… 😛

Karena itulah kami coba bikin skrinsut yang lebih banyak lagi dan lumayan praktis, seperti di bawah ini:

ok…semoga membantu

salam…..

cara bikin screenshot

screenshot lama

menggambar pensil

Mei 25, 2008 Posted by | Musirawas | , | 1 Komentar

Salam Rimba…………….

Tepatnya tanggal 22 April kemaren dirayakan sebagai “Hari Bumi”. Dimana saat itu kita semua harus meliat keadaan alam kita saat ini, gimana lingkungan hidup kita mengarah pada kehancuran, hal ini dapat terliat dengan jelas; – Banjir melanda di beberapa daerah di Indonesia. – Adanya kenaikan suhu panas bumi yang mulai meyengat pada siang hari – Perubahan cuaca yang tidak menentu yang mempersulit ekonomi pertanian. Semua itu menendakan betapa kerusakan alam kita. Ini disebabkan menipisnya lapisan ozon karena pembabatan hutan yang tidak teratur . Meliat hal itu maka kami mengajak pembaca “Ozon Silampari” untuk melakukan penyelamatan pada lingkungan hidup kita. “Dengan cara menanam pohon minimal 1 batang setiap pembaca buletin dan memeliharanya.” Gampangkan …………….., maka mari kita bersama-sama mulai melakukan gerakan tersebut. Pesan Sponsor : “ Janganlah kita cuman melihat kerusakan lingkungan hidup kita tanpa bisa berbuat apapun” Sylvanus, S.Hut. Sebentar ya…barusan browsing dapet link mengenai pensil dan pembuatannya yaitu di wiki . Buat rekan-rekan yg belum tau, link ini sangat bermanfaat dan banyak menceritakan sejarah pemakaian pensil ratusan tahun yang lalu.

sawn timber-slat-lead-pensil

sumber:

en.wikipedia.org

pencils.com

id.wikipedia.org

video pembuatan pensil, STAEDTLER.mpg (55.3 MB)

screenshot terbaru

April 26, 2008 Posted by | Musirawas | , , , , , | 15 Komentar

Perjalanan Ke Desa Tri Anggun Jaya

Pada hari Jumat tanggal 18 April kami berempat melakukan tugas ke Desa Tri Anggun Jaya SP 5. Perjalanan kami memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan menggunakan sepeda motor, kondisi jalan yang berlumpur, berbatu agak menghambat perjalanan kami. Dengan kondisi badan yang kotor akibat Lumpur yang mengenai badan kami akhirnya kami sampai di desa tujuan kami, tempat yang pertama kami tuju adalah rumah kepala desa.
Sambil melepas lelah dan melakukan makan siang kami berbincang dengan kepala desa dan beberapa petani yang kami jumpai dimana kami menyampaikan maksud dan tujuan kami datang, dimana kami akan melakukan pengukuran batang pohon pulai dan labu yang masuk dalam kelompok tani serta melakukan pembayaran kompensasi.
Setelah merasa badan sudah cukup istirahat kami melakukan tugas dengan melakukan pengecekan ke kebun dan mengamati pertumbuhan diameter dan tinggi pohon yang terdaftar dalam kelompok tani,ada beberapa petani yang bersedia menemani kami melakukan tugas tersebut terutama yang punya kebun.
Sambil melakukan pengamatan kami melakukan sosilisasi akan penebangan berdampak minimal (Reduced Impact Logging) dimana diantaranya program K3 (Keselamatan dan kesehatan Kerja) penebangan melalui penggunaan alat pengaman mulai dari sepatu sampai penggunaan helm dan pemanfaatan sisa tebangan.
Pertanyaan yang sering kami temui selama kami kerja dari para petani adalah keinginan mereka melakukan penebangan seluruh batang pulai dan labu yang terdapat dalam kebun mereka agar bertujuan memperoleh keuntungan duit saat ini.
Namun hal itu kami jawab dengan guyon bahwa penebangan dilakukan sesuai jadwal tebang yang telah dibuat agar pengaturan kesediaan bahan baku untuk PT Xylo Indah Pratama dapat berjalan terus secara kontinyu dan fungsi tanaman dapat berjalan. Akhirnya petani dapat mengerti juga dengan penjelasan kami. Menjelang sore kami pulang dan berjanji pada esok hari akan ketemu lagi.
Selama tiga hari kami menjalan tugas ini, perjalanan yang menempuh jalan yang berlumpur dan berlubang kami lalui dengan senang, akhirnya tugas kami selesai juga. Rasa cape kami hilang seiring dengan tingginya minat petani akan kelompok ini dimana hal ini dapat terlihat dari tidak adanya batang pohon pulai dan labu yang ditebang di luar jadwal tebang oleh petani, keinginan menambah jumlah tegakan yang terdapat dari lahan kebun karet para petani, serta pertemuan kami dengan kepala desa SP 6 Desa Tri anggun Jaya yang menginginkan didesanya dibentuk kelompok tani pulai dan labu..
Kami membayangkan betapa indahnya apabila pasokan bahan baku yang masuk ke PT Xylo Indah Pratama adalah kayu yang berasal dari kelompok tani dan sesuai dengan pembuatan jadwal tebang, maka ketersedian bahan baku akan terus berjalan seiring dengan penanaman yang dilakukan setelah penebangan yang dapat mengganti fungsi tanaman yang telah ditebang. Dan dapat disusun lagi jadwal tebang baru yang dapat berlangsung terus menerus.
Untuk diketahui Di desa Tri Anggun Jaya terdapat 18 petani dalam satu kelompok yang semuanya memiliki tegakan pohon pulai dan labu pada kebun karet .
Akhirnya selesai juga tugas kami, kami pun kembali berpamitan kepada kepala desa dan beberapa petani yang menyertai kami selama melakukan tugas. Sebelum kami pergi kami berpesan bahwa kami akan kembali lagi untuk melakukan penebangan pada tegakan yang telah masuk jadwal tebang tahun 2008.

Penyusun : Silvanus S.Hut.

April 26, 2008 Posted by | XIP | , , , , | 1 Komentar

UPAYA KONSERVASI OLEH WARGA DESA KARANGPANGGUNG KEC. SELANGIT

Untuk mengatasi kendala keterbatasan bibit, PT.XIP bekerjasama dengan anggota kelompok tani yang berada di desa Karangpanggung. Pada periode pertama, ketua kelompok tani Bapak Suryatin menyanggupi menyediakan bibit cabutan Pulai sebanyak 2.000 batang.

Bibit ini akan disalurkan kembali secara cuma-cuma kepada petani yang bersedia bergabung menjadi anggota kelompok tani PT.XIP dan ditanam di sekitar pekarangan atau di sela-sela dan di pinggir kebun karet.

Bagi petani, secara tidak langsung juga memiliki peran:
1. mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh warga/anggota kelompok tani di desa Karangpanggung
2. mendukung upaya pelestarian Pulai dan Labu
3. mendukung upaya keberlanjutan produksi slat pensil oleh PT.XIP di Muara Beliti

Salah satu tujuan utama kerjasama PT.XIP dengan anggota kelompok tani di desa Karangpanggung adalah sebagai upaya dukungan terhadap kegiatan konservasi di wilayah desa tersebut. Dengan penangkaran bibit pulai oleh anggota kelompok tani diharapkan pula kawasan penyangga TNKS akan terjaga dengan baik dan memberikan penghasilan sampingan bagi anggota kelompok tani tersebut.

Hal ini akan lebih baik lagi (sinergis) apabila ada perusahaan atau lembaga lain seperti misalnya LSM di wilayah Kabupaten Musi Rawas turut serta mengikuti kegiatan serupa, ataupun dengan cara yang lain.

Selain bibit Pulai, kelompok tani ini juga menangkarkan jenis bibit lainnya seperti Meranti, Gaharu, Balam dan beberapa lainnya sebagai salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

PT.XIP berkomitmen akan meningkatkan kerjasama dengan kelompok tani desa Karangpanggung. Selain pengadaan bibit cabutan Pulai maupun Labu, perusahaan akan membahas lebih lanjut lagi berbagai kegiatan lainnya seperti bagaimana meningkatkan produksi padi dengan melibatkan Dinas Pertanian, atau kegiatan lainnya yang relevan dengan kondisi desa di masa yang akan datang.

Satu hal yang menarik lagi dari desa Karangpanggung, padi yang ditanam oleh warga bebas dari pestisida. Mereka mengetahui bahwa beras organik yang menjadi trend saat ini memiliki harga jual yang mahal ketimbang beras yang diproduksi dengan memakai pestisida.

Mungkin pertanyaan yang ada di benak kita adalah apakah pertanian organik tersebut? Bagaimana prosesnya suatu produk, misalnya beras, disebut sebagai beras organik? Bagaimana dan siapakah yang akan menjamin bahwa produk tersebut merupakan produk organik? Bagaimana strategi pemasarannya? Dan seterusnya.

Tim Redaksi memiliki bayangan, jika beras yang dihasilkan oleh warga desa Karangpanggung memang termasuk beras organik, bersama-sama kita bisa memikirkan dan mengundang investor untuk membantu melaksanakan pemasarannya.

Tentunya hal ini ini akan memiliki banyak dampak positif khususnya bagi warga desa Karangpanggung dan masyarakat sekitar, di antaranya yaitu
1. meningkatkan pendapatan masyarakat dan
2. meningkatkan kesehatan masyarakat,
3. menurunkan pencemaran lingkungan,
4. terjaganya kawasan penyangga TNKS.

Untuk kita ingat saja, warga desa Karangpanggung memiliki berbagai penghargaan tingkat nasional dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan karena didukung oleh sikap warga yang mencintai lingkungan dan semangat kerja yang kuat.
Mulai minggu kemarin telah dilaksanakan penebangan perdana di Kelompok Tani desa Sadarkarya. PT.XIP berusaha keras menerapkan penebangan berdampak minimal dengan memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja regu penebang.

Untuk itulah PT.XIP mewajibkan regu penebang untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebagai antisipasi kecelakaan yang mungkin terjadi.
Di dalam prosedur penebangan berdampak minimal (RIL/ Reduced Impact Logging) mewajibkan perusahaan memikirkan dan memperkecil segala dampak yang bisa timbul akibat penebangan, sejak dari rencana penebangan, sampai paska penebangan.

Dampak yang dimaksud di antaranya kerusakan lingkungan akibat penebangan yang dilakukan di sekitar sungai dan sumber mata air. Kerusakan ini dapat menimbulkan erosi, menurunnya debit air, menurunnya kualitas air akibat tergerusnya tanah ataupun tumpahnya bahan bakar yang digunakan oleh mesin chainsaw di tanah maupun air. Oleh karenanya PT.XIP tidak akan menebang pohon yang berada di sekitar wilayah yang dimaksud di atas.

Selain itu pula, penebangan pohon harus memperhatikan limbah tebangan. Penebangan diwajibkan serendah mungkin dari tanah dan sebisa mungkin setiap cabang kayu dimanfaatkan baik oleh penebang ataupun oleh petani, mungkin untuk kandang ternak, pagar, ataupun bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan manfaat pohon tebangan sehingga limbah tebangan bisa ditekan sekecil mungkin. Tidak dibenarkan penebangan yang menghasilkan banyak limbah yang berserakan di lokasi, yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan oleh kita.

Setelah penebangan, diwajibkan juga untuk merapikan dan membersihkan lokasi tebangan, begitu juga jika ada camp di situ. Areal yang terbuka wajib direhabilitasi dengan melakukan penanaman kembali. Menyingkirkan kayu yang dapat menghalangi aliran sungai dan parit.

Dalam hal mengeluarkan kayu dari lokasi ke tumpukan sementara, hal positif yang ditemukan adalah kegiatan tersebut dilakukan oleh regu kerja PT.XIP secara manual, sehingga tidak terjadi kerusakan tanah. Pengangkutan kayu dilakukan oleh tenaga kerja dengan memanggul kayu ataupun menggunakan gerobak. Tidak seperti layaknya perusahaan yang besar seperti HPH yang menggunakan alat berat seperti Grader maupun excavator yang mengakibatkan banyaknya tanah terbuka sehingga rawan longsor dan erosi. Selain itu pula baru-baru ini sedang memperbaiki jalan dan jembatan yang ada di desa Tingkip.

baca juga:

Pelestarian Pohon Pulai dan Labu

Pemberdayaan Masyarakat

April 26, 2008 Posted by | Musirawas | , , , , , , , , , , | 1 Komentar

PELESTARIAN POHON PULAI DAN LABU

Pada awal bulan Maret 2008 PT.XIP membagikan bibit pulai darat (pulai hitam) di desa Bumiagung sebanyak 2000 batang kepada 4 petani yaitu:
1. Muhamad (Bapak Kepala Desa)
2. Miskun
3. Marjuki
4. Marsal
Bersamaan dengan pembagian bibit tersebut, dibentuk pula kelompok tani dengan peserta yang sama. Untuk mencapai keberhasilan penanamannya di sela-sela kebun karet dan pekarangan, PT.XIP menyediakan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 1.000,- per batang. Keseluruhan biaya tersebut telah diserahkan kepada Kepala Desa Bumiagung untuk dibagikan kepada anggota kelompok tani.

Dijelaskan pula bahwa biaya pemeliharaan ini akan diberikan setiap setahun sekali selama 3 tahun berturut-turut. Diharapkan setelah pemeliharaan selama 3 tahun ini, tanaman pulai bisa tumbuh secara mandiri dan mampu bersaing dengan tanaman sekitarnya.
Pola pembentukan kelompok tani seperti ini akan terus dilanjutkan untuk menggantikan pola pembentukan kelompok tani yang terdahulu.

Melalui pengamatan yang cukup lama, ditemukan bahwa pola pertama memiliki tingkat efisiensi yang rendah, di mana biaya produksi lebih tinggi dan membutuhkan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 15 tahun, dimana memerlukan biaya pemeliharaan sebesar Rp.5.000,-/batang/tahun.

Sedangkan pola kedua, saat ini bagi perusahaan merupakan alternatif yang terbaik. Secara teoritis, setiap rotasi memerlukan waktu 5 tahun. Diharapkan mulai tahun keenam (tahun 2013) PT.XIP mampu memanen pohon pulai dengan diameter rata-rata 25 cm sebanyak 100.000 batang.

PT.XIP sangat berharap sekali peran serta dari masyarakat untuk ikut bergabung menjadi kelompok tani demi keberhasilan pelestarian pohon Pulai dan Labu di wilayah Kabupaten Musi Rawas.

baca juga:

Pentingnya Kelompok Tani

Pohon Pulai

Pohon Labu

Buletin OS Edisi XI April 2008.pdf (44 kb)

Donlot Buletin OS Edisi I s/d XI

April 26, 2008 Posted by | Musirawas, Spesies, XIP | , , , , , | 1 Komentar